POSISI DAN PERAN
MANAJEMEN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Di Susun :
Nama : Mohammad ‘Afifurrohman
NIM : 201410210311195
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN DAN
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Analisis situasi
Lingkungan kerja merupakan salah satu
faktor penting yang mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang berada disekitar karyawan yang dapat mempengaruhi para
karyawan dalam menjalankan pekerjaannya, misalkan kebisingan, kebersihan dan
kenyamanan ruang kerja dan lain sebagainya. Jika keadaan lingkungan kerja
kurang baik, seperti ruang kerja yang sempit, kotor, panas, maka itu tidak
menutup kemungkinan untuk para karyawan bekerja kurang optimal, membuat
karyawan susah fokus dalam pekerjaannya bahkan sangat mungkin bisa
mengakibatkan stres para karyawan meningkat, tingkat absensi akan semakin
tinggi, emosional karyawan menjadi tidak terkontrol, sehingga produktivitas
para karyawan pun menurun dan menyebabkan perusahaan menjadi sulit untuk
berkembang. Bahkan dengan lingkungan kerja yang kurang baik, tidak sedikit
karyawan yang memilih berhenti dari perusahaan dan mencari tempat kerja baru
hanya karena mereka tidak mendapatkan kepuasan kerja di perusahaannya dan itu
berdampak negatif bagi perusahaan. Namun jika lingkungan kerja dalam suatu
perusahaan itu baik, sarana prasarananya memadai, ruang kerja yang bersih,
semua barang yang ada di ruang kerja tertata rapi, ruangan sejuk, ventilasi
udara bagus, hubungan antar individunya pun baik, sikap ramah tamah dan saling
peduli di terapkan sehingga memberi kenyamanan kepada para karyawan dalam
melaksanakan tugas-tugas yang di bebankan perusahaan, maka tidak menutup
kemungkinan bagi para karyawan di perusahaan tersebut akan memberikan kinerja
yang optimal, yang pada akhirnya akan menjadikan karyawan yang inspiratif dan
produktif, memberikan prestasi kerja yang tinggi sehingga perusahaan akan mampu
mengembangkan perusahaannya dengan efektif dan efisien.
Oleh karena itu Pada setiap perusahaan, baik pemerintah maupun swasta,
dalam rangka mencapai tujuan secara berhasil guna dan berdaya guna memerlukan
adanya pembagian kerja, pelimpahan wewenang, sampai kepada rincian tugas
masing-masing pihak yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Guna mencapai hal
tersebut, diperlukan seorang pimpinan yang dapat memimpin kelompok orang-orang
yang tergabung dalam organisasi agar kegiatan dalam bekerja sama tujuan dapat
terarah dan jelas.
Peranan manajemen sangat dibutuhkan oleh semua
bentuk organisasi baik perusahaan, instansi pemerintah ataupun badan usaha
lainnya. Dalam manajemen, semua pelaksanaan kegiatan kantor tidak terlepas dari
penerapan fungsi-fungsi manajemen. Tanpa adanya penerapan manajemen yang baik,
maka tidak mungkin usaha yang dijalankan oleh badan usaha tersebut dapat
mengalami perkembangan kearah lebih maju lagi.
II. Rumusan masalah
1. Mengapa
manajemen diperlukan ?
2. Apa
peran pentingnya manajemen dalam pembangunan ekonomi pertanian?
III. Tinjauan pustaka
A. Pengertian Kepemimpinan
1. Matondang menjelaskan bahwa pemimpin
adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu
yang diinginkan sesuai dengan yang diinginkan. Sementara kepemimpinan adalah suatu proses yang dilakukan oleh pemimpin
dalam mempengaruhi orang lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang
diinginkan. Terkait dengan hal tersebut gaya
kepemimpinan adalah pola sikap dan perilaku yang ditampilkan dalam proses mempengaruhi
orang lain(Matondang, 2008, h.5).
2. Hollander menyampaikan bahwa
terdapat tiga elemen dalam kepemimpinan, yaitu : (1) leader ; (2) follower, (3)
situation yang ketiganya berinteraksi dalam suatu proses .
3. Ivancevich dkk. menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses mempengaruhi orang lain agar
memudahkan pencapaian tujuan dari sebuah organisasi (Ivancevich dkk., 2005, h.
492).
4. Bennis menjelaskan bahwa terdapat
empat karakteristik pemimpin dari sebuah kelompok yang efektif, yaitu (dalam
Ivancevich dkk., 2005, h. 492)
5. Harvard Business Essentials
mendefinisikan pemimpin sebagai seseorang yang menampilkan sebuah visi masa
depan dan kemudian mengembangkan strategi-strategi logis dalam upaya
merealisasikannya, serta memotivasi orang yang dipimpin untuk mengejar dan
mencapai visi tersebut bahkan dalam menghadapi rintangan (Harvard Business
Essentials, 2003, h. 46)
B.
Manajemen Agribisnis
Agribisnis adalah kegiatan di sektor pertanian dimulai
dari penyedia sarana produksi, proses produksi, penanganan pasca panen,
pengolahan dan pemasaran sehingga produk tersebut sampai ke tangan konsumen.
Manajemen agribisnis harus berjalan dengan baik dan seimbang agar hasil yang didapat
bisa secara optimal. Agribisnis sangat penting bagi suatu usaha di bidang
pertanian (Mardisiswoyo, 1986).
Sektor agribisnis merupakan bidang usaha yang sejak
lama mempunyai peranan yang cukup besar bagi perekonomian negara. Berbagai
komoditas seperti sawit, teh, kopi, dan lain – lain. Sayang komuditas lain
seperti hortikultura belum mampu dikembangkan secara baik. Selain itu juga
masalah teknis karena terbatasnya sumber daya. Kelangkaan sumber pembiayaan
bagi sektor agribisnis seperti ini diakui oleh direktorat pembiayaan, Dirjen
Bina Sarana Pertanian. Bagi pengusaha di sektor agribisnis yang ingin meluaskan
usahanya, peluang untuk mendapatkan biaya masih terbuka lebar. Tidak hanya
terbatas pada lembaga keuangan dan perbankan saja, tetapi banyak pengusaha
agribisnis yang berhasil mengembangkan usahanya melalui perorangan atau para
calon pembeli produknya. Bahkan adapula yang berhasil menghimpun dana
masyarakat yang cukup besar (David, 1992).
Upaya mewujudkan pembangunan pertanian (agribisnis)
masa mendatang adalah sejauh mungkin mengatasi masalah dan kendala kritikal
yang sampai sejauh ini belum mampu diselesaikan secara tuntas sehingga
memerlukan perhatian yang lebih serius. Satu hal yang sangat kritis adalah
bahwa meningkatnya produksi pertanian (agribisnis) selama ini belum disertai
dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani secara signifikan.
Petani sebagai unit agribisnis terkecil belum mampu meraih nilai tambah yang
rasional sesuai skala usaha tani terpadu (integrated farming system) (Anonim, 2011).
Objek agribisnis dapat berupa
tumbuhan, hewan atau organisme lainnya. Kegiatan budidaya termasuk dalam bagian
hulu agribisnis. Apabila produk budidaya (hasil panen) dimanfaatkan oleh
pengelola sendiri, kegiatan ini disebut pertanian subsisten dan merupakan
kegiatan agribisnis paling primitif. Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga
menjual atau menukar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Agribisnis tidak
hanya mencakup pada industri makanan saja. Seiring perkembangan teknologi bahan
dan penyediaan energi (Anonim, 2011).
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Manajemen
Kata manajemen di ambil dari kata bahasa
inggris yaitu “manage” yang berarti mengurus, mengelola, mengendalikan,
mengusahakan, memimpin. Dalam pembahasan ini pengertian manjemen di fokuskan
pada permasalahan badan usaha.
Berikut pengertian manajemen menurut beberapa ahli :
- Manajemen adalah seni dari ilmu perencanaan pengorganisasian,penyusunan,pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (By : Drs. Oey Liang Lee )
- Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan. (By : James A.F. Stoner)
- Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. (By : R. Terry )
- Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.(By : Lawrence A. Appley)
- Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. (By : Horold Koontz dan Cyril O’donnel ) Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lainyang meliputi perencanaan, pengorganisasiaan, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Bedasarkan pengertian manajemen tersebut, bisa ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
- Manajemen mempunyai tujuan yang ingin di capai.
- Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni.
- Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, kooperatif, dan terintegrasi
- Manajemen harus didasari pada pembagian kerja, tugas, dan tangguung jawab.
- Manajemen terdiri atas beberapa fungsi.
- Manejemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
7. Manajemen
penting untuk mengatur semua kegiatan dalam rumah tangga, koperasi, yayasan,
pemerintah, dsb.
Dengan
manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama akan serasi dan harmonis, saling
menghormati dan mencintai sehingga tujuan optimal akan tercapai. Begitu
pentingnya peranan manajemen dalam kehidupan manusia menghasruskan kita
mempelajari,menghayati, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
II.
UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
Untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools).
Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools
tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines,
method, dan markets.
1. Man (SDM) Dalam manajemen,
faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan
manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia
tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
2. Money (uang) Money yaitu uang yang dibutuhkan
sebagai modal perusahaan yang digunakan untuk memperoleh keuntungan.
3. Materials (bahan) Perusahaan umumnya tidak
menghasilkan sendiri bahan mentah yang dibutuhkan tersebut, melainkan membeli
dari pihak lain. Untuk itu, manajer perusahaan berusaha untuk mem peroleh bahan
mentah denganharga yang paling murah, dengan meng gunakan cara pengangkutan
yang murah dan aman. Di samping itu, bahan mentah tersebut akan diproses
sedemikian rupa sehingga dapat dicapai hasil secara efisien.
4. Machines (mesin) Mesin mulai memegang peranan
penting dalam proses produksi setelah terjadinya revolusi industri dengan
ditemukannya mesin uap sehingga banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh
mesin. Perkembangan teknologi yang begitu pesat, menyebabkan penggunaan mesin
semakin menonjol. Hal ini karena banyaknya mesin-mesin baru yang ditemukan oleh
para ahli sehingga memungkinkan peningkatan dalam produksi.
5. Methods (metode) Metode kerja sangat
dibutuhkan agar mekanisme kerja berjalan efektif dan efisien. Metode kerja yang
sesuai dengan kebutuhan organisasi, baik yang menyangkut proses produksi maupun
administrasi tidak terjadi begitu saja melainkan memerlukan waktu yang lama.
6. Market (pasar) Memasarkan produk sudah barang
tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses
produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung.
Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi
merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli
(kemampuan) konsumen.
Unsur- unsur
manajemen menjadi hal mutlak dalam manajemen karena sebagai penentu arah
perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaan.
Arti
dan makna pembangunan ekonomi
Pembangunan
merupakan proses menuju perbaikan taraf hidup masyarakat secara menyeluruh dan
bersifat dinamis. Dalam perkembangan pembangunan, konsep pembangunan konsep
pembangunan mengandung empat makna (esman, 1991) yaitu :
(1)
pembangunan merupakan suatu proses, dalam arti suatu kegiatan yang terus
menerus dilaksanakan dan berkesinambungan,
(2)
pembangunan merupakan suatu usaha yang secara sadar dilaksanakan, karena
dipandang sebagai suatu kebutuhan,
(3)
Pembangunan dilaksanakan secara berencana yang beriorentasi pada pertumbuhan
dan perubahan, dan
(4)
pembangunan terkait dengan dimensi modemisasi, dalam arti sebagai cara hidup
yang lebih baik dan sebelumnya.
Untuk mencapai hal tersebut maka harus ada langkah-langkah
kebijakan yang
harus
diambil dalam pembangunan pertanian. Langkah langkah kebijakan yang harus
diambil
tersebut meliputi usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan
rehabilitasi,
yang intinya tercakup dalam pengertian Trimatra Pembangunan Pertanian
yaitu
kebijakan usaha tani terpadu, komoditi terpadu dan wilayah terpadu, di samping
itu juga
harus diperhatikan tiga komponen dasar yang harus dibina yaitu petani,
komoditi
hasil pertanian dan wilayah pembangunan di mana kegiatan pertanian
berlangsung.
Pembinaan terhadap petani diarahkan sehingga menghasilkan
peningkatan
pendapatan petani. Pengembangan komoditi hasil pertanian diarahkan
berfungsi
sebagai sektor yang menghasilkan bahan pangan, bahan ekspor dan bahan
baku bagi
industri. Pembinaan terhadap wilayah pertanian bertujuan dapat menunjang
pembangunan
wilayah seutuhnya dan tidak terjadi ketimpangan antar wilayah
(Tricahyono,
2003).
Kaitan Antara Pembangunan Pertanian dan Pembangunan
Ekonomi
Pembangunan
ekonomi adalah "Suatu proses yang menyebabkan pendapatan
per kapita
penduduk suatu negara meningkat secara terus-menerus dalam jangka
panjang"
(Sukirno, 2002).
Dari
definisi di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya pembangunan
ekonomi
mempunyai tiga sifat penting yaitu:
1.Suatu
proses yang berarti perubahan secara terus-menerus.
2.Usaha
untuk menaikkan pendapatan perkapita.
3.Kenaikan
pendapatan perkapita itu harus berlangsung dalam jangka panjang.
Pembangunan ekonomi tersebut dipandang sebagai suatu
proses saling
berkaitan
dan mempunyai hubungan antara faktor-faktor yang menghasilkan
pembangunan
ekonomi dapat dilihat dari peningkatan ekonomi dan taraf hidup
masyarakat
dari satu tahap pembangunan ketahap berikutnya. Peningkatan
kesejahteraan
dapat dilihat dari kenaikan pendapatan perkapita masyarakat. Proses
pembangunan
dapat menjadi wujud yang nyata, haruslah berlangsung secara
berkesinambungan
dan terus-menerus sehingga dapat dilihat suatu pembangunan
ekonomi
kearah positif, akan tetapi dalam prakteknya ada negara yang melihat laju
pembangunan
ekonominya dengan menggunakan tingkat pertambahan Produk
Domestik
Bruto, jika cara ini digunakan ada beberapa hal yang tidak diperhatikan,
misalnya
pertambahan kegiatan ekonomi masyarakat, pertambahan penduduk, Sehingga oleh para ahli ekonomi membedakan
pengertian pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan
ekonomi.
Pertumbuhan
ekonomi yaitu kenaikan dalam Produk Domestik Bruto tanpa
memperhatikan
apakah kenaikan itu lebih besar dari tingkat pertambahan penduduk,
atau perubahan
dalam struktur ekonomi berlaku atau tidak.
Pembangunan
ekonomi berarti kenaikan Produk Domestik Bruto melebihi
tingkat
pertambahan penduduk menurut Todaro (2000) tujuan pembangunan ekonomi
ada 3,
yaitu:
1.Menciptakan
keadaan yang dapat membantu pertumbuhan harga diri: melalui
pembangunan
sistem dan lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang dapat
mengembangkan
rasa harga diri dan rasa hormat terhadap kemanusiaan.
konsumsi pangan,
pelayanan kesehatan, pendidikan dan sebagainya melalui
proses
pembangunan ekonomi.
3.Mengembangkan
kebebasan penduduk untuk memilih: dengan menambah
keanekaragaman
jenis barang dan jasa yang tersedia.
Melalui
proses pembangunan ekonomi dapat mengangkat tingkat
penghidupan
bangsa dari segala aspek, bukan saja dalam peningkatan pendapatan,
tetapi juga
rasa harga diri sebagai manusia. Walaupun tingkat pendapatan tinggi
tetapi tidak
ada rasa aman selalu dihantui perasaan takut, maka tidak dapat dikatakan
terjadi
pembangunan ekonomi. Untuk itu diperlukan intervensi pemerintah dalam
menetapkan
formulasi kebijakan yang sesuai dengan tujuan transformasi ekonomi
yang
penting, baik dalam institusional maupun masyarakat dalam waktu yang
sesingkat
mungkin.
III. Manajemen Produksi Dalam Usaha Produksi Pertanian
Usaha
produksi pertanian,produksi primer,sangat variatif dan sngattergantungkepada
jenis komoditas yang diusahakan.Namun,pada intinya manajemen produksipertanian
mencapai kegiatan perencanaan,pengawasan,evaluasi danpengendalian.Ruang lingkup
manajemen produksi pertanian tersebut diuraikan dibawah ini.
1.
Perencanaan produksi pertanian
Perencanaan merupakan suatu upaya penyusunan program,baik
programyangsifatnya umum maupun yang spesifik,baik jangka pendek maupun jangkapanjang.suatu
usaha produksi yang baru memerlukan perncanaan yang bersifatumumatau yang
sering disebut sebagai praperencanaan.faktor-fktor yang sangatpenting danharus
diputuskan dalam praperencanaan Agribisnis ,khususnya subsistemproduksi
primer/usah tani,adalah pemilihan lokasi produksi dan
pertimbanganfasilitas,sertasekala usaha.setelah ketiga hal tersebut
diputuskan,maka dibuat rencanayang lebihspesifik menyangkut kebutuhan
input-inpu serta perlengkapan produksi.
2. Pemilihan
komoditas pertanian
Pemilihan komoditas yang akan di usahakan memegang peranan
pentingdalamkeberhasilan usaha produksi pertanian.komoditas yang bernilai
ekonomistinggi akanmenjadi prioritas utama,tetapi perlu di pertimbangakan
hal-hal yang berhubungandengan pemasaranya.sebab,mungkin terjadi komoditas
ekonomis dalamproduksi,tetapi tidak tetap untuk daerah produksi dan wilayah
pemasaran yangakandituju.komoditas yang telah dipilih selanjutnya ditetapkan
jenisnya/varietasnyasesuaidengan kondisi topografi dan iklim lokasi yang
direncanakan.
3.
Pemilihan lokasi produksi pertanian dan penempatan fasilitas
Untuk usaha agribisnis bersekala kecil mungkin pemilihan
lokasiproduksitidak menjadi suatu prioritas ,karena umumnya produksi di lakukan
di daerahdomisili para petani.Namun,usaha agribisnis yang bersekala menengah
keatas,seperti perusahaan perkebunan , pertternakan
,perikanan,dan dikelola oleh perusahaandenganmodal investasi yang berjumlha
besar,maka pemiliihan lokasi tersebut akanbesar pengaruhnya bagi keberhasikan
dan kesinambungan usaha.beberapa hal yangmenjadi pertimbangan dalam pemilihan
lokasi adalah ketersediaan tenagakerja,ketersediaan prasarana dan sarana fisik
penunjang,lokasi pemasaran,danketersediaan intensif wilayah.Tingkat upah regional
dan peraturan-peraturan ketenagakerjaan didaerahtersebut juga harus menjadi
pertimbangan.Tingkat upah regional sangatberpengaruhkepada biaya tenaga kerja
yang harus dikeluarkan olehperusahaan.peraturan- peraturan ketenagakerjaan juga
berpengaruh kepada kewajiban-kewajiban perusahaandalam kaitanya dengan
pemanfaatan tenaga kerja.Ketersediaan saran dan prasarana fisik
penujang,seperti transportasi danperhubungan,komunikasi,penerangan,serta
pengairan/sumber air,sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam keputusan
lokasi produksi.sifat-sifat dan karakteristik produk-produk pertanian dan
perlengkapan, input-input dan sarana produksinyayangkamba (voluinous)
menyebabkan ketersediaan sarana dan prasarana fisik tersebutmenjadi sangat
penting untuk dipertimbangkan.produk pertanian yangumumnya tidak tahan lama
memerlukan penanganan dan pengangkutan yang cepatmenuju ke
lokasikonsumen.begitu juga keberadaan alat komunikasi akan menjadipenting untuk
transfer informasi dari lokasi produksi ke lokasi pasar atau sebaliknya.Pertimbangan
lainya adalah lokasi pemasaran. Sebaiknya lokasi produksidekatdengan lokasi
pemasaran,terutama untuk komoditas-komoditas yang tidak tahanlama,seperti
produk holtikultura.walaupun demikian pada era kemjuanteknologiseperti sekrang
ini,jarak antara lokasi produksi dan lokasi pasar tidak menjadi prioritas
karena dengan teknologi daya tahan produkdapat diperpanjang dandan jarak
relatif dapat diperpendek dengan alat-alat pengangkutan yang
cepat.Selanjutnya,intensif wilayah juga merupakan faktor peertimbangandalammenetapkan
keputusan lokasi produksi.intensif wilayah sangat terkaitdengankebijakn
pemerintah daerah yang terkait,baik secara langsung maupun tidak langsung
,dengan operasi produksi tersebut.kebijakan pajak,kebijakan danperaturantenaga
kerja,kebijakan Investasi ,budaya pelayanan publik
(demokrasi),danlain-lainmerupkan intensif wilayah yang mempunyai daya tarik
bagi investor untuk berusahadi daerah tersebut.
4. Skala usaha
Pertanian
Skala usaha pertanian sangat terkait dengan ketersediaan input
danpasar.Skalausaha hendaknya diperhitungkan dengan matang sehingga produksi
yangdihasilkantidak mengalami kelebihan pasokan atau kelebihan
permintaan.begitu jugaketersediaan input, seperti modal, kerja,bibit,
peralatan, serta fasilitas produksi danoperasi lainya harus diperhitungkan.
Skala usaha yang besar,secara teoretis,akan dapatmenghasilkan economics of
scale yang tinggi. Namun, kenyataan dilapanganseringkali skala besar menjadi
tidak ekonomis yang disebabkan oleh karakteristik produk dan produksi
komoditas pertanian yang khas.oleh karena itu,dalammerencanakanusaha produksi
pertanian ,maka keputusan mengenai skala usahamenjadi sangat
penting.Karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian
jugamenyebabkanskala usaha kecil di bidang Agribisnis kebanyakan dapat mencapaiskalaekonomis.pada
umumnya,tanaman holtikultura dapat diusahakan dalam skalayangkecil dengan
tingkat efisiensi yang cukup tinggi.Akan tetapi,komoditasperkebunan,seperti
kelapa sawit ,teh,kina,karet,tebu,danlain-lain,akan sangat tidak efisien
jika diusahakan dalam skala kecil pada komoditas tersebut,maka
dibentuk pola-pola kemitraan ,seperti perkebunan inti rakyat(PIR).
5.
Perencanaan Proses Produksi Pertanian
Setelah menetpkan jenis dan varietas komoditas yang akan diusahakan.lokasiproduksi
dan penempatan fasilitas,serta skala usaha yang akan di
jalankan,makamulaimerencanakan proses produksi.Khusus dalam pembukaan usah baru
diperlukanperencanaan pengadaan fasilitas dirampungkan,maka dilanjutkan dengan
perencanaanproses produksi adalha biaya produksi,penjadwalan proses produksi
,dan sumber-sumber input dan sistem pengadaanya
6.
Biaya produksi pertanian
Perencanaan biaya produksi sangat terkait dengan kemampuanpembiayaandengan
kemammpuan pembiayaan yang dimiliki oleh perusahaan,baik bersumber
darimodal sendiri maupun dari sumber luar,sepertimodalventura,pembiayaaan
melaluikredit ,penjualan saham ,dan sumber-sumberpembiayaan lainya Perencanaan
biayatersebut juga terkait dengan skala usaha yangoptimal dan ekonomis untuk
menghasilkan pendapatan usaha yang layak. Modal.
7.
Penjadwalan Proses Pertanian
Penjadwalan proses produksi dibuat mulai dari pembukaan lahansampaikepada
pemanenan dan penanganan pasca panen,terutama untuk komoditasyangmemiliki
gestation period yang relatif pendek,seperti tanamanholtikultura.Namun,
komoditas yang gestation perod nyarelatif panjang, seperti tanamanperkebuna,
biasanya penjadwalan secara rinci dilakukan secara bertahap,walaupuntetap ada
perencanaan jangka panjang yang menyeluruh.Penjadwalan tanaman holtikultura
yang berumur pendek memegang perananpenting sehubungan dengan fluktuasi harga
dan permintaan dalam setahun. Hal-halyang perlu diperhatikan dalam melakukan
penjadwalan adalah jenis komoditas,kecenderungan permintaan dan fluktuasi harga,
gestation period, pola produksi,pembiyaan, dan lain-lain
8.
Perencanaan Pola Produksi pertanian
Perencanaan pola produksi memegang perenan penting
dalampenjadwalan,perencanaan tenaga kerja dan input,pembiayaan,proses
produksidanoperasi,penanganan pasca panen,serta sistem distribusi dan
pemasaran,terutamauntuk tanaman holtikultura yang memerlukan penanganan cepat.Pola
produksi dapatdibagi kedalam beberapa bentuk,antara lain berdasarkan:
- Jumlah komoditas yaitu komoditas tunggal,komoditas ganda,dan multikomoditas.
- Sistem produksi,yaitu pergiliran tanaman dan produksi massa.
9.
Perencanaan dan sistem pengadaan input-input dan saranaproduksipertanian
Perencanaan input-input dan sarana produksi
mencakupkegiatanmengidentifikasi input-input dan sarana produksi yang
dibutuhkan,baik darisegi jenis,jumlah,mutu ataupun spesifikasinya. Secara
umum,input-input dalamagribisnisadalah bibit,pupuk,obat-obatan,tenaga kerja,dan
moadal.Dilain pihak ,saranadan prasarana produksi adalah areal tempat
produksi,perlengkapan dan peraltan sertabangunan-bangunan pendukung dan
teknologi.Setelah input-input serta sarana dan prasrana produksi di
indentifikasidandispesifikasi,maka disusun rencan dan sistem pengadaanya.Dua
hal mendasaryang perlu menjadi titik perhatian dalam memilih sistem pengadaan
adalahmembuatsendiri atau membeli.Misalnya,dalam hal pngadaan
bibit,apakahmemproduksi bibitsendiri ataukah membeli dari sumber-sumber
lain.Keputusanmemproduksi sendiriatau membeli sangat tergantung pada biaya
imbangan antarakedua alternatif tersebut.
IV. Manajemen Produksi Dalam Usaha Pengolahan Hasil Pertanian
Manajemen produksi dalam usaha pengelolahan hasil pertanian
(agroindustri) juga memerlukan penanganan yang lebih serius karena sangat
tergantung padaketersediaan masukan, terutama bahan baku, dan juga ketersediaan
masukan, terutamabahan baku, dan juga ketersediaan pasar
- Perencanaan Agroindustri
Perencanaan agroindustri dimulai dengan penentuan jenis usaha
agroindustriapa yang akan dibuka. setelah itu, dilakukan evaluasi dan penilaian
- Pemilihan Teknologi
Dalam pemilihan teknologi terdapat beberapa hal yang perlu dinilai
dandievaluasi, seperti kesesuain teknologi yang digunakan untuk menghasilkan
produk dengan kebutuhan pasar produk proses pengadaan (ketersediaan
barangnya, sukucadanganya, biaya pengadaan, dan lain-lain), biaya sosial
(lingkungan),kapasitaspenggunaan, kemampuan sumber daya manusia dalam
pengelolaan dan pengoprasian,fleksibilitas dalam proses, ketersediaan energi,
dan lain-lain.
- Pemilihan lokasi pabrik atau industri pengolahan perlu mempertimbangkanketersediaan bahan baku,lokasi dan sumber bahan baku, lokasi pemasaran, sarana danprasarana fisik (transportasi, distribusi, komunikasi dan energi) ketersediaantengakerja, areal pengembangan,dan lain-lain. Pemilihan lokasi yang tidak tepat akanmenyebabkan pemborosan-pemborsan, seperti biaya pengangkutan dankomunikasi,investasi sarana dan prasarana umum, dan lain-lain. Dengan demikian biaya per unitproduksi sangat besar sehingga daya saing produknya kurang.
- Fasilitas Persediaan dan Masukan
Perencanaan fasilitas persediaan dan masukan perlu
mempertimbangkanfasilitas pergudangan, pengankutan, dan aspek finansialnya
(terutama jika harusmenggunakan gudang sewaan dan lain-lain ). Untuk hal ini
perlu diperhatikan fasilitaspersediaan bahan baku utama yang memerlukan tempat
yang besar dengan perlakuan-perlakuan khusus untuk menjamin tingginya mutu
bahan baku tersebut.Bagan dan Tata Letak pada Perusahaan Agroindustri
V. Pengertian Teknologi Pertanian
Teknologi
berasal dari istilah teckne yang berarti seni (art ) atau keterampilan(
skill ). Menurut Dictionary of Science, teknologi adalah penerapan
pengetahuan teoritis pada masalah-masalah praktis. Teknologi mencakup kegiatan
produksi, pemakaian dan pemeliharaan piranti kehidupan. Namun, setelah
terjadi prosesindustrialisasi pada abad 18, pengertian teknologi mengalami
perubahan yang pokoknya bertitik tolak dari pengertian penerapan ilmu bagi
kesejahteraan hidup.
Teknologi dapat didefinisikan sebagai metode atau teknik untuk mengkonversi
input ke output dalam menyelesaikan tugas tertentu. Jadi, ‘metode’ dan ‘teknik’
merujuk tidak hanya untuk pengetahuan tetapi juga keterampilan dan sarana untuk
menyelesaikan tugas. Inovasi teknologi, maka, mengacu pada peningkatan
pengetahuan, peningkatan keterampilan, atau penemuan alat baru atau yang
ditingkatkan yang meluas kemampuan orang untuk mencapai tugas yang diberikan.
Teknologi
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- Teknologi sebagai alat
- Teknologi sebagai teknik
- Teknlogi sebagai budaya baru
Kegunaan Teknoogi Pertaniaan Bagi Kehidupan
- 1. Teknologi sebagai Kegiatan Manusia
Kegiatan manusia yang termasuk pengertian teknologi, pada pokoknya
dapatdibedakan dalam dua jenis, yaitu membuat dan menggunakan. Membuat
adalahkegiatan merancang dan menciptakan suatu barang buatan, sedang
menggunakanadalah melakukan suatu kegiatan sesuai dengan fungsi suatu barang
buatan yangtelah dibuat.
- 2. Teknologi sebagai Barang Buatan
Pengertian teknologi yang tertua, sangat sederhana, dan yang paling
umumdikenal orang ialah barang buatan manusia. Barang buatan itu
biasanyadilawankan dengan benda alam. Misalnya sebatang kayu dari pohon
yangtumbang adalah suatu benda alam. Kalau kemudian batang kayu dari pohon
itudipotong, dipahat, dibentuk, dan dilakukan penggarapan lainnya oleh
manusiasehingga menjadi sebuah perahu yang digunakan untuk menyeberangi
sungai,maka batang kayu itu berubah menjadi barang buatan yang disebut
teknologi.
- 3. Teknologi sebagai Kumpulan Pengetahuaan
Pengetahuan dipelajari manusia, baik dari pengalaman sendiri maupun
darisumber lain, untuk dapat melakukan kegiatan yang merupakan
teknologi.Pengertian teknologi sebagai kumpulan pengetahuan, melengkapi
pengertianteknologi sebagai barang buatan dan sebagai kegiatan manusia yang
efisien dan bertujuan
- 4. Teknologi sebagai Kebulatan Sistem
Pembahasan yang bulat dan menyeluruh akan tercapai kalau teknologi
ditinjausebagai suatu sistem. Ini berarti, teknologi dibahas sebagai suatu
kebulatan unsur-unsur yang saling berkaitan dan bertalian timbal balik dengan
lingkungan
sekelilingnya. Peter Drucker berpendapat bahwa teknologi harus
dianggapsebagai suatu sistem, yaitu suatu kumpulan dari satuan-satuan dan
kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dan saling berkomunikasi
Pembangunan
pertanian akan terbentur apabila petani-petani kecil itu
tidak memiliki kesempatan untuk membeli barang; apabila input-input
pertanian, baik yang modern maupun yang tradisional kurang persediaannya;
dan apabila informasi-informasi yang tepat mengenai tanaman baru, harga
pasar, atau teknik baru tidak bisa diperoleh. Permasalahan pembangunan
pertanian lebih dominan disebabkan oleh lemahnya pembangunan sosial.
Faktor sosial (modal sosial) dan kelembagaan sebagai basis kristalisasi nilai
tidak ditangani secara baik. Kelembagaan pada tingkat mikro (kelompok tani)
yang merupakan basis berkembangnya modal sosial dari bawah, sehingga
perlu diperkuat karena berpotensi menjadi bahan bakar pembangunan sosial
dan ekonomi di pedesaan. Berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah Sistem Informasi Manajemen : Cyber Extension 2
maka lembaga pembangunan pertanian yang berinduk pada lembaga sektor
nasional harus menyesuaikan rencana dan strategi pembangunan sektor ke
dalam pola pikir dan tujuan pembangunan daerah. Keragaman potensi
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sosial budaya dan iklim
pembangunan daerah membuka peluang bagi lembaga pembangunan pertanian
untuk lebih kreatif untuk mengembangan strategi pendekatan yang bersifat
spesifik lokalita dan berkelanjutan. Keberhasilan pembangunan ekonomi di
pedesaan tidak terlepas dari sinkronisasi kebijakan pembangunan pertanian di
tingkat nasional, regional dan daerah. Pembangunan sektor pertanian tidak
bisa dilakukan secara otonom karena mempunyai keterkaitan dengan sub
sektor dan sektor-sektor lain dan sejauh ini masih memerlukan dukungan dan
jaringan kerjasama dari berbagai sektor.
Paradigma modernisaisi pertanian yang bertujuan merubah sektor
pertanian tradisional menjadi sektor pertanian modern yang dikenal dengan
“revolusi hijau” telah mampu meningkatkan produksi pertanian khususnya
pertanian tanaman pangan (padi) juga diikuti dengan munculnya berbagai
masalah generasi kedua, seperti:
a. Rentannya sistem pertanian pangan di Negara-negara sedang berkembang
terhadap serangan hama penyakit;
b. Ketergantungan petani pada input-input modern (pupuk kimiawi,
pestisidan dan herbisida);
c. Masalah sosial (perbedaan antara petani kaya dan petani miskin) yang
disebabkan oleh adanya perubahan dalam berbagai situasi tradisional yang
semula berperan dalam mekanisme pemerataan; dan
d. Berkembangnya ekonomi uang di daerah pedesaan.
e. Permasalahan-permasalahan pembangunan pertanian masih dapat
dianalisis lebih rinci mengenai faktor-faktor penyababnya :
1. Meningkatnya serangan hama penyakit pada tanaman pangan disebabkan oleh meningkatnya penggunaan teknologi pertanian modern,
2. Ketergantungan petani pada input-input modern disebabkan oleh orientasi peningkatan produksi sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan pertanian tanpa mempertimbangkan dampak-dampak negattif terhadap penerapan teknologi modern.
3. Meningkatnya stratafikasi sosial di pedesaan seperti adanya perbedaan petani kaya dan petani miskin atau adanya golongan petani berperilaku rasional (rational behavior) dan golongan petani yang mementingkan diri sendiri (self interested) disebabkan oleh perbedaan pemilikan/penguasaan lahan pertanian yang berakibat pada meningkatnya kemiskinan,
4. Berkembangkannya ekonomi uang di pedesaan tidak diimbangi oleh pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada kelembagaan sosial pedesaan. Permasalahan lain dalam pelaksanaan pembangunan berorientasi peningkatan produksi adalah tidak diikuti dengan pengembangan teknologi sosial seperti pengembangan kelembagaan pedesaan yang berbasis agribisnis serta mengabaikan faktor-faktor sosial budaya dan kekuatan sumberdaya lokal, sehingga mengakibatkan pembangunan pertanian tidak berkelanjutan. Keberhasilan agribisnis di sektor pertanian sangat ditentukan oleh kekuatan modal sosial melalui jaringan-jaringan (networks), saling kepercayaan (trust) dan norma (norms). Tidak berjalannya kegiatan agribisnis di pedesaan
disebabkan oleh rusaknya modal sosial karena perilaku negatif yang dilakukan
oleh beberapa individu. Sistem pemasaran pertanian merupakan satu kesatuan urutan lembagalembaga pemasaran. Tugasnya melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir. Begitu pula sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembagalembaga pemasaran, baik dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas Sistem pemasaran pertanian mencakup banyak lembaga, baik yang berorientasi laba maupun nirlaba, baik yang terlibat dan terkait secara langsung maupun yang tidak terlibat atau terkait langsung dengan operasi sistem pemasaran pertanian. Sistem pemasaran yang kompleks tersebut diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam upaya memaksimalkan
tingkat konsumsi kepuasan konsumen, pilihan konsumen, dan mutu hidup masyarakat.
Dalam pengembangan sektor pertanian ke depan masih ditemui beberapa kendala, terutama dalam pengembangan sistem pertanian yang berbasiskan agribisnis dan agroindustri.1
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian khususnya petani skala kecil, antara lain :
a. Lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan.
b. Ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah.
c. Pengadaan dan penyaluran sarana produksi.
d. Terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi.
e. Lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani.
f. Kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor
agribisnis.
Masalah utama yang dihadapi pada pemasaran produk pertanian meliputi,
antara lain:
1. Kesinambungan produksi
Salah satu penyebab timbulnya berbagai masalah pemasaran hasil
petanian berhubungan dengan sifat dan ciri khas produk pertanian, yaitu:
1
Almasdi Syahza, (2001a). Kajian sosial ekonomi usahatani tanaman pangan dan hortikultura
di kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, Pangkalan Kerinci, BAPPEDA Kabupaten Pelalawan, Sistem Informasi Manajemen : Cyber Extension 4
a. Volume produksi yang kecil karena diusahakan dengan skala usaha
kecil (small scale farming).
b. Produksi bersifat musiman sehingga hanya tersedia pada waktuwaktu tertentu.
c. Lokasi usaha tani yang terpencar-pencar sehingga menyulitkan
dalam proses pengumpulan produksi.
d. Sifat produk pertanian yang mudah rusak, berat dan memerlukan
banyak tempat.
2. Kurang memadainya pasar
Kurang memadainya pasar yang dimaksud berhubungan dengan cara
penetapan harga dan pembayaran. Ada tiga cara penetapan harga jual
produk pertanian yaitu: sesuai dengan harga yang berlaku; tawarmenawar; dan borongan.
3. Panjangnya saluran pemasaran
Panjangnya saluran pemasaran menyebabkan besarnya biaya yang
dikeluarkan (marjin pemasaran yang tinggi) serta ada bagian yang
dikeluarkan sebagai keuntungan pedagang.
4. Rendahnya kemampuan tawar-menawar
Kemampuan petani dalam penawaran produk yang dihasilkan masih
terbatas karena keterbatasan modal yang dimiliki, sehingga ada
kecenderungan produk-produk yang dihasilkan dijual dengan harga yang
rendah. Berdasarkan keadaan tersebut, maka yang meraih keuntungan
besar pada umumnya adalah pihak pedagang. Keterbatasan modal
tersebut berhubungan dengan:
a. Sikap mental petani yang suka mendapatkan pinjaman kepada
tengkulak dan pedagang perantara.
b. Fasilitas perkreditan yang disediakan pemerintah belum dapat
dimanfaatkan secara optimal.
5. Berfluktuasinya harga
Harga produksi hasil pertanian yang selalu berfluktuasi tergantung dari
perubahan yang terjadi pada permintaan dan penawaran. Naik turunnya
harga dapat terjadi dalam jangka pendek yaitu per bulan, per minggu
bahkan per hari atau dapat pula terjadi dalam jangka panjang.
6. Kurang tersedianya informasi pasar
Informasi pasar merupakan faktor yang menentukan apa yang diproduksi,
di mana, mengapa, bagaimana dan untuk siapa produk dijual dengan
keuntungan terbaik.
7. Kurang jelasnya jaringan pemasaran
Produsen dan/atau pedagang dari daerah sulit untuk menembus jaringan
pemasaran yang ada di daerah lain karena pihak-pihak yang terlibat
dalam jaringan pemasaran tersebut dan tempat kegiatan berlangsung
tidak diketahui. Sistem Informasi Manajemen : Cyber Extension 5
8. Rendahnya kualitas produksi
Rendahnya kualitas produk yang dihasilkan karena penanganan yang
dilakukan belum intensif. Masalah mutu ini timbul karena penanganan
kegiatan mulai dari pra panen sampai dengan panen yang belum
dilakukan dengan baik.
9. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia
Masalah pemasaran yang tak kalah pentingnya adalah rendahnya mutu
sumberdaya manusia, khususnya di daerah pedesaan. Rendahnya kualitas
sumberdaya manusia ini tidak pula didukung oleh fasilitas pelatihan yang
memadai, sehingga penanganan produk mulai dari pra panen sampai ke
pasca panen dan pemasaran tidak dilakukan dengan baik.
tidak memiliki kesempatan untuk membeli barang; apabila input-input
pertanian, baik yang modern maupun yang tradisional kurang persediaannya;
dan apabila informasi-informasi yang tepat mengenai tanaman baru, harga
pasar, atau teknik baru tidak bisa diperoleh. Permasalahan pembangunan
pertanian lebih dominan disebabkan oleh lemahnya pembangunan sosial.
Faktor sosial (modal sosial) dan kelembagaan sebagai basis kristalisasi nilai
tidak ditangani secara baik. Kelembagaan pada tingkat mikro (kelompok tani)
yang merupakan basis berkembangnya modal sosial dari bawah, sehingga
perlu diperkuat karena berpotensi menjadi bahan bakar pembangunan sosial
dan ekonomi di pedesaan. Berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah Sistem Informasi Manajemen : Cyber Extension 2
maka lembaga pembangunan pertanian yang berinduk pada lembaga sektor
nasional harus menyesuaikan rencana dan strategi pembangunan sektor ke
dalam pola pikir dan tujuan pembangunan daerah. Keragaman potensi
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sosial budaya dan iklim
pembangunan daerah membuka peluang bagi lembaga pembangunan pertanian
untuk lebih kreatif untuk mengembangan strategi pendekatan yang bersifat
spesifik lokalita dan berkelanjutan. Keberhasilan pembangunan ekonomi di
pedesaan tidak terlepas dari sinkronisasi kebijakan pembangunan pertanian di
tingkat nasional, regional dan daerah. Pembangunan sektor pertanian tidak
bisa dilakukan secara otonom karena mempunyai keterkaitan dengan sub
sektor dan sektor-sektor lain dan sejauh ini masih memerlukan dukungan dan
jaringan kerjasama dari berbagai sektor.
Paradigma modernisaisi pertanian yang bertujuan merubah sektor
pertanian tradisional menjadi sektor pertanian modern yang dikenal dengan
“revolusi hijau” telah mampu meningkatkan produksi pertanian khususnya
pertanian tanaman pangan (padi) juga diikuti dengan munculnya berbagai
masalah generasi kedua, seperti:
a. Rentannya sistem pertanian pangan di Negara-negara sedang berkembang
terhadap serangan hama penyakit;
b. Ketergantungan petani pada input-input modern (pupuk kimiawi,
pestisidan dan herbisida);
c. Masalah sosial (perbedaan antara petani kaya dan petani miskin) yang
disebabkan oleh adanya perubahan dalam berbagai situasi tradisional yang
semula berperan dalam mekanisme pemerataan; dan
d. Berkembangnya ekonomi uang di daerah pedesaan.
e. Permasalahan-permasalahan pembangunan pertanian masih dapat
dianalisis lebih rinci mengenai faktor-faktor penyababnya :
1. Meningkatnya serangan hama penyakit pada tanaman pangan disebabkan oleh meningkatnya penggunaan teknologi pertanian modern,
2. Ketergantungan petani pada input-input modern disebabkan oleh orientasi peningkatan produksi sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan pertanian tanpa mempertimbangkan dampak-dampak negattif terhadap penerapan teknologi modern.
3. Meningkatnya stratafikasi sosial di pedesaan seperti adanya perbedaan petani kaya dan petani miskin atau adanya golongan petani berperilaku rasional (rational behavior) dan golongan petani yang mementingkan diri sendiri (self interested) disebabkan oleh perbedaan pemilikan/penguasaan lahan pertanian yang berakibat pada meningkatnya kemiskinan,
4. Berkembangkannya ekonomi uang di pedesaan tidak diimbangi oleh pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada kelembagaan sosial pedesaan. Permasalahan lain dalam pelaksanaan pembangunan berorientasi peningkatan produksi adalah tidak diikuti dengan pengembangan teknologi sosial seperti pengembangan kelembagaan pedesaan yang berbasis agribisnis serta mengabaikan faktor-faktor sosial budaya dan kekuatan sumberdaya lokal, sehingga mengakibatkan pembangunan pertanian tidak berkelanjutan. Keberhasilan agribisnis di sektor pertanian sangat ditentukan oleh kekuatan modal sosial melalui jaringan-jaringan (networks), saling kepercayaan (trust) dan norma (norms). Tidak berjalannya kegiatan agribisnis di pedesaan
disebabkan oleh rusaknya modal sosial karena perilaku negatif yang dilakukan
oleh beberapa individu. Sistem pemasaran pertanian merupakan satu kesatuan urutan lembagalembaga pemasaran. Tugasnya melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir. Begitu pula sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembagalembaga pemasaran, baik dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas Sistem pemasaran pertanian mencakup banyak lembaga, baik yang berorientasi laba maupun nirlaba, baik yang terlibat dan terkait secara langsung maupun yang tidak terlibat atau terkait langsung dengan operasi sistem pemasaran pertanian. Sistem pemasaran yang kompleks tersebut diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam upaya memaksimalkan
tingkat konsumsi kepuasan konsumen, pilihan konsumen, dan mutu hidup masyarakat.
Dalam pengembangan sektor pertanian ke depan masih ditemui beberapa kendala, terutama dalam pengembangan sistem pertanian yang berbasiskan agribisnis dan agroindustri.1
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian khususnya petani skala kecil, antara lain :
a. Lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan.
b. Ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah.
c. Pengadaan dan penyaluran sarana produksi.
d. Terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi.
e. Lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani.
f. Kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor
agribisnis.
Masalah utama yang dihadapi pada pemasaran produk pertanian meliputi,
antara lain:
1. Kesinambungan produksi
Salah satu penyebab timbulnya berbagai masalah pemasaran hasil
petanian berhubungan dengan sifat dan ciri khas produk pertanian, yaitu:
1
Almasdi Syahza, (2001a). Kajian sosial ekonomi usahatani tanaman pangan dan hortikultura
di kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, Pangkalan Kerinci, BAPPEDA Kabupaten Pelalawan, Sistem Informasi Manajemen : Cyber Extension 4
a. Volume produksi yang kecil karena diusahakan dengan skala usaha
kecil (small scale farming).
b. Produksi bersifat musiman sehingga hanya tersedia pada waktuwaktu tertentu.
c. Lokasi usaha tani yang terpencar-pencar sehingga menyulitkan
dalam proses pengumpulan produksi.
d. Sifat produk pertanian yang mudah rusak, berat dan memerlukan
banyak tempat.
2. Kurang memadainya pasar
Kurang memadainya pasar yang dimaksud berhubungan dengan cara
penetapan harga dan pembayaran. Ada tiga cara penetapan harga jual
produk pertanian yaitu: sesuai dengan harga yang berlaku; tawarmenawar; dan borongan.
3. Panjangnya saluran pemasaran
Panjangnya saluran pemasaran menyebabkan besarnya biaya yang
dikeluarkan (marjin pemasaran yang tinggi) serta ada bagian yang
dikeluarkan sebagai keuntungan pedagang.
4. Rendahnya kemampuan tawar-menawar
Kemampuan petani dalam penawaran produk yang dihasilkan masih
terbatas karena keterbatasan modal yang dimiliki, sehingga ada
kecenderungan produk-produk yang dihasilkan dijual dengan harga yang
rendah. Berdasarkan keadaan tersebut, maka yang meraih keuntungan
besar pada umumnya adalah pihak pedagang. Keterbatasan modal
tersebut berhubungan dengan:
a. Sikap mental petani yang suka mendapatkan pinjaman kepada
tengkulak dan pedagang perantara.
b. Fasilitas perkreditan yang disediakan pemerintah belum dapat
dimanfaatkan secara optimal.
5. Berfluktuasinya harga
Harga produksi hasil pertanian yang selalu berfluktuasi tergantung dari
perubahan yang terjadi pada permintaan dan penawaran. Naik turunnya
harga dapat terjadi dalam jangka pendek yaitu per bulan, per minggu
bahkan per hari atau dapat pula terjadi dalam jangka panjang.
6. Kurang tersedianya informasi pasar
Informasi pasar merupakan faktor yang menentukan apa yang diproduksi,
di mana, mengapa, bagaimana dan untuk siapa produk dijual dengan
keuntungan terbaik.
7. Kurang jelasnya jaringan pemasaran
Produsen dan/atau pedagang dari daerah sulit untuk menembus jaringan
pemasaran yang ada di daerah lain karena pihak-pihak yang terlibat
dalam jaringan pemasaran tersebut dan tempat kegiatan berlangsung
tidak diketahui. Sistem Informasi Manajemen : Cyber Extension 5
8. Rendahnya kualitas produksi
Rendahnya kualitas produk yang dihasilkan karena penanganan yang
dilakukan belum intensif. Masalah mutu ini timbul karena penanganan
kegiatan mulai dari pra panen sampai dengan panen yang belum
dilakukan dengan baik.
9. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia
Masalah pemasaran yang tak kalah pentingnya adalah rendahnya mutu
sumberdaya manusia, khususnya di daerah pedesaan. Rendahnya kualitas
sumberdaya manusia ini tidak pula didukung oleh fasilitas pelatihan yang
memadai, sehingga penanganan produk mulai dari pra panen sampai ke
pasca panen dan pemasaran tidak dilakukan dengan baik.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
1.
Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil
dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain
2. Ruang lingkup
manajemen terdiri atas: perencanaan produksi pertanian, pemilihan komuditas
pertanian , pemilihan lokasi produksi pertanian dan penempatan fasilitas ,
skala usaha pertaniaan , perencanaan proses produksi pertanian , biaya produksi
pertaniaan , penjadwalan proses pertanian, perencanaan pola produksi pertanian.
2. Teknologi
adalah penerapan pengetahuan teoritis pada masalah-masalah praktis. Teknologi
mencakup kegiatan produksi, pemakaian dan pemeliharaan piranti kehidupan
dalam pembangunan sektor pertanian.
II. Saran
berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan mengenai pembangunan ekonomi sektor pertanian ,
maka memberikan saran :
1.
Karena
terbukti bahwa sektor pertanian menjadi unggulan pembngunan ekonomi .Disini
penulis menyarankan agar para petani jangan mengabaikan kualitas produknya akan
tetapi harus bangga karena pertanian sanggat dibutuhkan dalam pembangunan
ekonomi yang didalam nya terdapat manajemen untuk mengaturnya.
2.
Peran
manajemen dalam pembangunan ekonomi sangat dominan dan menjadi tumpuan agar
pertanian di indonesia bisa maju dan unggul dalam pembngunan ekonomi sektor
pertanian melalui manajemen yang profesional.
DAFTAR
PUSTAKA
- Herlambang, Tedy dkk. Ekonomi pembangunan: Teori, Ekonomi dan Kebijakan. PT. Gramedi Pustaka Utama. Jakarta : 2001
- Adiwarman Karim, EKONOMI pembangunan pertanian suatu kegiatan EKONOMI. Kanin Bisnis Consultan, Jakarta; 2002.
-M. Suparmoko, PENGANT AR EKONOMI manajemen, BPFE, Yogyakarta; 1994
- Adiningsih, Sri. "Perkembangan pertanian Indonesia". Makalah Seminar Sehari Kerjasama FE UGM dengan BI, MM; 2000
- Boediono. "Inflation Targeting". Makalah Seminar Sehari Kerjasama FE UGM dengan BI, MM UGM, 29 September 2000
- Nopirin. "peran manajemeni". Makalah Seminar Sehari Kerjasama FE UGM dengan BI, MM UGM, 29 September. 2000
- Herlambang, Tedy dkk. Ekonomi pembangunan: Teori, Ekonomi dan Kebijakan. PT. Gramedi Pustaka Utama. Jakarta : 2001
- Adiwarman Karim, EKONOMI pembangunan pertanian suatu kegiatan EKONOMI. Kanin Bisnis Consultan, Jakarta; 2002.
-M. Suparmoko, PENGANT AR EKONOMI manajemen, BPFE, Yogyakarta; 1994
- Adiningsih, Sri. "Perkembangan pertanian Indonesia". Makalah Seminar Sehari Kerjasama FE UGM dengan BI, MM; 2000
- Boediono. "Inflation Targeting". Makalah Seminar Sehari Kerjasama FE UGM dengan BI, MM UGM, 29 September 2000
- Nopirin. "peran manajemeni". Makalah Seminar Sehari Kerjasama FE UGM dengan BI, MM UGM, 29 September. 2000