Minggu, 04 Oktober 2015

POSISI DAN PERAN MANAJEMEN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI




POSISI DAN PERAN MANAJEMEN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
















Di Susun :
Nama               : Mohammad ‘Afifurrohman
NIM                 : 201410210311195




 





JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014



                             

 


BAB 1

PENDAHULUAN

       I.            Analisis situasi

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada disekitar karyawan yang dapat mempengaruhi para karyawan dalam menjalankan pekerjaannya, misalkan kebisingan, kebersihan dan kenyamanan ruang kerja dan lain sebagainya. Jika keadaan lingkungan kerja kurang baik, seperti ruang kerja yang sempit, kotor, panas, maka itu tidak menutup kemungkinan untuk para karyawan bekerja kurang optimal, membuat karyawan susah fokus dalam pekerjaannya bahkan sangat mungkin bisa mengakibatkan stres para karyawan meningkat, tingkat absensi akan semakin tinggi, emosional karyawan menjadi tidak terkontrol, sehingga produktivitas para karyawan pun menurun dan menyebabkan perusahaan menjadi sulit untuk berkembang. Bahkan dengan lingkungan kerja yang kurang baik, tidak sedikit karyawan yang memilih berhenti dari perusahaan dan mencari tempat kerja baru hanya karena mereka tidak mendapatkan kepuasan kerja di perusahaannya dan itu berdampak negatif bagi perusahaan. Namun jika lingkungan kerja dalam suatu perusahaan itu baik, sarana prasarananya memadai, ruang kerja yang bersih, semua barang yang ada di ruang kerja tertata rapi, ruangan sejuk, ventilasi udara bagus, hubungan antar individunya pun baik, sikap ramah tamah dan saling peduli di terapkan sehingga memberi kenyamanan kepada para karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang di bebankan perusahaan, maka tidak menutup kemungkinan bagi para karyawan di perusahaan tersebut akan memberikan kinerja yang optimal, yang pada akhirnya akan menjadikan karyawan yang inspiratif dan produktif, memberikan prestasi kerja yang tinggi sehingga perusahaan akan mampu mengembangkan perusahaannya dengan efektif dan efisien.
 Oleh karena itu Pada setiap perusahaan, baik pemerintah maupun swasta, dalam rangka mencapai tujuan secara berhasil guna dan berdaya guna memerlukan adanya pembagian kerja, pelimpahan wewenang, sampai kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Guna mencapai hal tersebut, diperlukan seorang pimpinan yang dapat memimpin kelompok orang-orang yang tergabung dalam organisasi agar kegiatan dalam bekerja sama tujuan dapat terarah dan jelas.
 Peranan manajemen sangat dibutuhkan oleh semua bentuk organisasi baik perusahaan, instansi pemerintah ataupun badan usaha lainnya. Dalam manajemen, semua pelaksanaan kegiatan kantor tidak terlepas dari penerapan fungsi-fungsi manajemen. Tanpa adanya penerapan manajemen yang baik, maka tidak mungkin usaha yang dijalankan oleh badan usaha tersebut dapat mengalami perkembangan kearah lebih maju lagi.

    II.            Rumusan masalah

1.     Mengapa manajemen diperlukan ?
2.     Apa peran pentingnya manajemen dalam pembangunan ekonomi pertanian?

 III.            Tinjauan pustaka

A.   Pengertian Kepemimpinan
1.      Matondang menjelaskan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan  sesuatu yang diinginkan sesuai dengan yang diinginkan. Sementara kepemimpinan  adalah suatu proses yang dilakukan oleh pemimpin dalam mempengaruhi orang lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan. Terkait dengan hal tersebut  gaya kepemimpinan adalah pola sikap dan perilaku yang ditampilkan dalam proses mempengaruhi orang lain(Matondang, 2008, h.5).
2.      Hollander menyampaikan bahwa terdapat tiga elemen dalam kepemimpinan, yaitu : (1) leader ; (2) follower, (3) situation yang ketiganya berinteraksi dalam suatu proses .
3.      Ivancevich dkk. menjelaskan  bahwa kepemimpinan adalah  sebuah proses mempengaruhi orang lain agar memudahkan pencapaian tujuan dari sebuah organisasi (Ivancevich dkk., 2005, h. 492).
4.      Bennis menjelaskan bahwa terdapat empat karakteristik pemimpin dari sebuah kelompok yang efektif, yaitu (dalam Ivancevich dkk., 2005, h. 492)
5.      Harvard Business Essentials mendefinisikan pemimpin sebagai seseorang yang menampilkan sebuah visi masa depan dan kemudian mengembangkan strategi-strategi logis dalam upaya merealisasikannya, serta memotivasi orang yang dipimpin untuk mengejar dan mencapai visi tersebut bahkan dalam menghadapi rintangan (Harvard Business Essentials, 2003, h. 46)

B.     Manajemen Agribisnis
Agribisnis adalah kegiatan di sektor pertanian dimulai dari penyedia sarana produksi, proses produksi, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran sehingga produk tersebut sampai ke tangan konsumen. Manajemen agribisnis harus berjalan dengan baik dan seimbang agar hasil yang didapat bisa secara optimal. Agribisnis sangat penting bagi suatu usaha di bidang pertanian (Mardisiswoyo, 1986).
Sektor agribisnis merupakan bidang usaha yang sejak lama mempunyai peranan yang cukup besar bagi perekonomian negara. Berbagai komoditas seperti sawit, teh, kopi, dan lain – lain. Sayang komuditas lain seperti hortikultura belum mampu dikembangkan secara baik. Selain itu juga masalah teknis karena terbatasnya sumber daya. Kelangkaan sumber pembiayaan bagi sektor agribisnis seperti ini diakui oleh direktorat pembiayaan, Dirjen Bina Sarana Pertanian. Bagi pengusaha di sektor agribisnis yang ingin meluaskan usahanya, peluang untuk mendapatkan biaya masih terbuka lebar. Tidak hanya terbatas pada lembaga keuangan dan perbankan saja, tetapi banyak pengusaha agribisnis yang berhasil mengembangkan usahanya melalui perorangan atau para calon pembeli produknya. Bahkan adapula yang berhasil menghimpun dana masyarakat yang cukup besar (David, 1992).
Upaya mewujudkan pembangunan pertanian (agribisnis) masa mendatang adalah sejauh mungkin mengatasi masalah dan kendala kritikal yang sampai sejauh ini belum mampu diselesaikan secara tuntas sehingga memerlukan perhatian yang lebih serius. Satu hal yang sangat kritis adalah bahwa meningkatnya produksi pertanian (agribisnis) selama ini belum disertai dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani secara signifikan. Petani sebagai unit agribisnis terkecil belum mampu meraih nilai tambah yang rasional sesuai skala usaha tani terpadu (integrated farming system) (Anonim, 2011).
Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan atau organisme lainnya. Kegiatan budidaya termasuk dalam bagian hulu agribisnis. Apabila produk budidaya (hasil panen) dimanfaatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan ini disebut pertanian subsisten dan merupakan kegiatan agribisnis paling primitif. Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Agribisnis tidak hanya mencakup pada industri makanan saja. Seiring perkembangan teknologi bahan dan penyediaan energi (Anonim, 2011).

BAB II

PEMBAHASAN


I.        Pengertian Manajemen


Kata manajemen di ambil dari kata bahasa inggris yaitu “manage” yang berarti mengurus, mengelola, mengendalikan, mengusahakan, memimpin. Dalam pembahasan ini pengertian manjemen di fokuskan pada permasalahan badan usaha. 
Berikut pengertian manajemen menurut beberapa ahli :
  1. Manajemen adalah      seni      dari      ilmu     perencanaan pengorganisasian,penyusunan,pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (By : Drs. Oey Liang Lee )
  2. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan. (By : James A.F. Stoner)
  3. Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. (By : R. Terry )
  4. Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.(By : Lawrence A. Appley)
  5. Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. (By : Horold Koontz dan Cyril O’donnel ) Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lainyang meliputi perencanaan, pengorganisasiaan, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Bedasarkan pengertian manajemen tersebut, bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut :
  1. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin di capai.
  2. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni.
  3. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, kooperatif, dan terintegrasi
  4. Manajemen harus didasari pada pembagian kerja, tugas, dan tangguung jawab.
  5. Manajemen terdiri atas beberapa fungsi.
  6. Manejemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
7.      Manajemen penting untuk mengatur semua kegiatan dalam rumah tangga, koperasi, yayasan, pemerintah, dsb.
Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama akan serasi dan harmonis, saling menghormati dan mencintai sehingga tujuan  optimal akan tercapai. Begitu pentingnya peranan manajemen dalam kehidupan manusia menghasruskan kita mempelajari,menghayati, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

II.     UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
            Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
1. Man (SDM) Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
2. Money (uang) Money yaitu uang yang dibutuhkan sebagai modal perusahaan yang digunakan untuk memperoleh keuntungan.
3. Materials (bahan) Perusahaan umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan mentah yang dibutuhkan tersebut, melainkan membeli dari pihak lain. Untuk itu, manajer perusahaan berusaha untuk mem peroleh bahan mentah denganharga yang paling murah, dengan meng gunakan cara pengangkutan yang murah dan aman. Di samping itu, bahan mentah tersebut akan diproses sedemikian rupa sehingga dapat dicapai hasil secara efisien.
4. Machines (mesin) Mesin mulai memegang peranan penting dalam proses produksi setelah terjadinya revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap sehingga banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin. Perkembangan teknologi yang begitu pesat, menyebabkan penggunaan mesin semakin menonjol. Hal ini karena banyaknya mesin-mesin baru yang ditemukan oleh para ahli sehingga memungkinkan peningkatan dalam produksi.
5. Methods (metode) Metode kerja sangat dibutuhkan agar mekanisme kerja berjalan efektif dan efisien. Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, baik yang menyangkut proses produksi maupun administrasi tidak terjadi begitu saja melainkan memerlukan waktu yang lama.
6. Market (pasar) Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Unsur- unsur manajemen menjadi hal mutlak dalam manajemen karena sebagai penentu arah perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaan.

Arti dan makna pembangunan ekonomi
Pembangunan merupakan proses menuju perbaikan taraf hidup masyarakat secara menyeluruh dan bersifat dinamis. Dalam perkembangan pembangunan, konsep pembangunan konsep pembangunan mengandung empat makna (esman, 1991) yaitu :
(1) pembangunan merupakan suatu proses, dalam arti suatu kegiatan yang terus menerus dilaksanakan dan berkesinambungan,
(2) pembangunan merupakan suatu usaha yang secara sadar dilaksanakan, karena dipandang sebagai suatu kebutuhan,
(3) Pembangunan dilaksanakan secara berencana yang beriorentasi pada pertumbuhan dan perubahan, dan
(4) pembangunan terkait dengan dimensi modemisasi, dalam arti sebagai cara hidup yang lebih baik dan sebelumnya.

Untuk mencapai hal tersebut maka harus ada langkah-langkah kebijakan yang
harus diambil dalam pembangunan pertanian. Langkah langkah kebijakan yang harus
diambil tersebut meliputi usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan
rehabilitasi, yang intinya tercakup dalam pengertian Trimatra Pembangunan Pertanian
yaitu kebijakan usaha tani terpadu, komoditi terpadu dan wilayah terpadu, di samping
itu juga harus diperhatikan tiga komponen dasar yang harus dibina yaitu petani,
komoditi hasil pertanian dan wilayah pembangunan di mana kegiatan pertanian
berlangsung. Pembinaan terhadap petani diarahkan sehingga menghasilkan
peningkatan pendapatan petani. Pengembangan komoditi hasil pertanian diarahkan
berfungsi sebagai sektor yang menghasilkan bahan pangan, bahan ekspor dan bahan
baku bagi industri. Pembinaan terhadap wilayah pertanian bertujuan dapat menunjang
pembangunan wilayah seutuhnya dan tidak terjadi ketimpangan antar wilayah
(Tricahyono, 2003).
Kaitan Antara Pembangunan Pertanian dan Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah "Suatu proses yang menyebabkan pendapatan
per kapita penduduk suatu negara meningkat secara terus-menerus dalam jangka
panjang" (Sukirno, 2002).
Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya pembangunan
ekonomi mempunyai tiga sifat penting yaitu:
1.Suatu proses yang berarti perubahan secara terus-menerus.
2.Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita.
3.Kenaikan pendapatan perkapita itu harus berlangsung dalam jangka panjang.
Pembangunan ekonomi tersebut dipandang sebagai suatu proses saling
berkaitan dan mempunyai hubungan antara faktor-faktor yang menghasilkan
pembangunan ekonomi dapat dilihat dari peningkatan ekonomi dan taraf hidup
masyarakat dari satu tahap pembangunan ketahap berikutnya. Peningkatan
kesejahteraan dapat dilihat dari kenaikan pendapatan perkapita masyarakat. Proses
pembangunan dapat menjadi wujud yang nyata, haruslah berlangsung secara
berkesinambungan dan terus-menerus sehingga dapat dilihat suatu pembangunan
ekonomi kearah positif, akan tetapi dalam prakteknya ada negara yang melihat laju
pembangunan ekonominya dengan menggunakan tingkat pertambahan Produk
Domestik Bruto, jika cara ini digunakan ada beberapa hal yang tidak diperhatikan,
misalnya pertambahan kegiatan ekonomi masyarakat, pertambahan penduduk,  Sehingga oleh para ahli ekonomi membedakan pengertian pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi yaitu kenaikan dalam Produk Domestik Bruto tanpa
memperhatikan apakah kenaikan itu lebih besar dari tingkat pertambahan penduduk,
atau perubahan dalam struktur ekonomi berlaku atau tidak.
Pembangunan ekonomi berarti kenaikan Produk Domestik Bruto melebihi
tingkat pertambahan penduduk menurut Todaro (2000) tujuan pembangunan ekonomi
ada 3, yaitu:
1.Menciptakan keadaan yang dapat membantu pertumbuhan harga diri: melalui
pembangunan sistem dan lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang dapat
mengembangkan rasa harga diri dan rasa hormat terhadap kemanusiaan.
2.Mempertinggi tingkat penghidupan bangsa: yaitu tingkat pendapatan dan
konsumsi pangan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan sebagainya melalui
proses pembangunan ekonomi.
3.Mengembangkan kebebasan penduduk untuk memilih: dengan menambah
keanekaragaman jenis barang dan jasa yang tersedia.
Melalui proses pembangunan ekonomi dapat mengangkat tingkat
penghidupan bangsa dari segala aspek, bukan saja dalam peningkatan pendapatan,
tetapi juga rasa harga diri sebagai manusia. Walaupun tingkat pendapatan tinggi
tetapi tidak ada rasa aman selalu dihantui perasaan takut, maka tidak dapat dikatakan
terjadi pembangunan ekonomi. Untuk itu diperlukan intervensi pemerintah dalam
menetapkan formulasi kebijakan yang sesuai dengan tujuan transformasi ekonomi
yang penting, baik dalam institusional maupun masyarakat dalam waktu yang
sesingkat mungkin.

III.             Manajemen Produksi Dalam Usaha Produksi Pertanian

            Usaha produksi pertanian,produksi primer,sangat variatif dan sngattergantungkepada jenis komoditas yang diusahakan.Namun,pada intinya manajemen produksipertanian mencapai kegiatan perencanaan,pengawasan,evaluasi danpengendalian.Ruang lingkup manajemen produksi pertanian tersebut diuraikan dibawah ini.
1.      Perencanaan produksi pertanian
Perencanaan merupakan suatu upaya penyusunan program,baik programyangsifatnya umum maupun yang spesifik,baik jangka pendek maupun jangkapanjang.suatu usaha produksi yang baru memerlukan perncanaan yang bersifatumumatau yang sering disebut sebagai praperencanaan.faktor-fktor yang sangatpenting danharus diputuskan dalam praperencanaan Agribisnis ,khususnya subsistemproduksi primer/usah tani,adalah pemilihan lokasi produksi dan pertimbanganfasilitas,sertasekala usaha.setelah ketiga hal tersebut diputuskan,maka dibuat rencanayang lebihspesifik menyangkut kebutuhan input-inpu serta perlengkapan produksi.
2.      Pemilihan komoditas pertanian
Pemilihan komoditas yang akan di usahakan memegang peranan pentingdalamkeberhasilan usaha produksi pertanian.komoditas yang bernilai ekonomistinggi akanmenjadi prioritas utama,tetapi perlu di pertimbangakan hal-hal yang berhubungandengan pemasaranya.sebab,mungkin terjadi komoditas ekonomis dalamproduksi,tetapi tidak tetap untuk daerah produksi dan wilayah pemasaran yangakandituju.komoditas yang telah dipilih selanjutnya ditetapkan jenisnya/varietasnyasesuaidengan kondisi topografi dan iklim lokasi yang direncanakan.
3.      Pemilihan lokasi produksi pertanian dan penempatan fasilitas
Untuk usaha agribisnis bersekala kecil mungkin pemilihan lokasiproduksitidak menjadi suatu prioritas ,karena umumnya produksi di lakukan di daerahdomisili para petani.Namun,usaha agribisnis yang bersekala menengah keatas,seperti perusahaan perkebunan ,  pertternakan ,perikanan,dan dikelola oleh perusahaandenganmodal investasi yang berjumlha besar,maka pemiliihan lokasi tersebut akanbesar pengaruhnya bagi keberhasikan dan kesinambungan usaha.beberapa hal yangmenjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi adalah ketersediaan tenagakerja,ketersediaan prasarana dan sarana fisik penunjang,lokasi pemasaran,danketersediaan intensif wilayah.Tingkat upah regional dan peraturan-peraturan ketenagakerjaan didaerahtersebut juga harus menjadi pertimbangan.Tingkat upah regional sangatberpengaruhkepada biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan olehperusahaan.peraturan- peraturan ketenagakerjaan juga berpengaruh kepada kewajiban-kewajiban perusahaandalam kaitanya dengan pemanfaatan tenaga kerja.Ketersediaan saran dan prasarana fisik penujang,seperti transportasi danperhubungan,komunikasi,penerangan,serta pengairan/sumber air,sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam keputusan lokasi produksi.sifat-sifat dan karakteristik produk-produk pertanian dan perlengkapan, input-input dan sarana produksinyayangkamba (voluinous) menyebabkan ketersediaan sarana dan prasarana fisik tersebutmenjadi sangat penting untuk dipertimbangkan.produk pertanian yangumumnya tidak tahan lama memerlukan penanganan dan pengangkutan yang cepatmenuju ke lokasikonsumen.begitu juga keberadaan alat komunikasi akan menjadipenting untuk transfer informasi dari lokasi produksi ke lokasi pasar atau sebaliknya.Pertimbangan lainya adalah lokasi pemasaran. Sebaiknya lokasi produksidekatdengan lokasi pemasaran,terutama untuk komoditas-komoditas yang tidak tahanlama,seperti produk holtikultura.walaupun demikian pada era kemjuanteknologiseperti sekrang ini,jarak antara lokasi produksi dan lokasi pasar tidak menjadi prioritas karena dengan teknologi daya tahan produkdapat diperpanjang dandan jarak relatif dapat diperpendek dengan alat-alat pengangkutan yang cepat.Selanjutnya,intensif wilayah juga merupakan faktor peertimbangandalammenetapkan keputusan lokasi produksi.intensif wilayah sangat terkaitdengankebijakn pemerintah daerah yang terkait,baik secara langsung maupun tidak langsung ,dengan operasi produksi tersebut.kebijakan pajak,kebijakan danperaturantenaga kerja,kebijakan Investasi ,budaya pelayanan publik (demokrasi),danlain-lainmerupkan intensif wilayah yang mempunyai daya tarik bagi investor untuk berusahadi daerah tersebut.
 4.      Skala usaha Pertanian
Skala usaha pertanian sangat terkait dengan ketersediaan input danpasar.Skalausaha hendaknya diperhitungkan dengan matang sehingga produksi yangdihasilkantidak mengalami kelebihan pasokan atau kelebihan permintaan.begitu jugaketersediaan input, seperti modal, kerja,bibit, peralatan, serta fasilitas produksi danoperasi lainya harus diperhitungkan. Skala usaha yang besar,secara teoretis,akan dapatmenghasilkan economics of scale yang tinggi. Namun, kenyataan dilapanganseringkali skala besar menjadi tidak ekonomis yang disebabkan oleh karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian yang khas.oleh karena itu,dalammerencanakanusaha produksi pertanian ,maka keputusan mengenai skala usahamenjadi sangat penting.Karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian jugamenyebabkanskala usaha kecil di bidang Agribisnis kebanyakan dapat mencapaiskalaekonomis.pada umumnya,tanaman holtikultura dapat diusahakan dalam skalayangkecil dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi.Akan tetapi,komoditasperkebunan,seperti kelapa sawit ,teh,kina,karet,tebu,danlain-lain,akan sangat tidak efisien jika diusahakan dalam skala kecil pada komoditas tersebut,maka dibentuk pola-pola kemitraan ,seperti perkebunan inti rakyat(PIR).
5.      Perencanaan Proses Produksi Pertanian
Setelah menetpkan jenis dan varietas komoditas yang akan diusahakan.lokasiproduksi dan penempatan fasilitas,serta skala usaha yang akan di jalankan,makamulaimerencanakan proses produksi.Khusus dalam pembukaan usah baru diperlukanperencanaan pengadaan fasilitas dirampungkan,maka dilanjutkan dengan perencanaanproses produksi adalha biaya produksi,penjadwalan proses produksi ,dan sumber-sumber input dan sistem pengadaanya
6.      Biaya produksi pertanian
Perencanaan biaya produksi sangat terkait dengan kemampuanpembiayaandengan kemammpuan pembiayaan yang dimiliki oleh perusahaan,baik bersumber darimodal sendiri maupun dari sumber luar,sepertimodalventura,pembiayaaan melaluikredit ,penjualan saham ,dan sumber-sumberpembiayaan lainya Perencanaan biayatersebut juga terkait dengan skala usaha yangoptimal dan ekonomis untuk menghasilkan pendapatan usaha yang layak. Modal.
7.      Penjadwalan Proses Pertanian
Penjadwalan proses produksi dibuat mulai dari pembukaan lahansampaikepada pemanenan dan penanganan pasca panen,terutama untuk komoditasyangmemiliki gestation period yang relatif pendek,seperti tanamanholtikultura.Namun, komoditas yang gestation perod nyarelatif panjang, seperti tanamanperkebuna, biasanya penjadwalan secara rinci dilakukan secara bertahap,walaupuntetap ada perencanaan jangka panjang yang menyeluruh.Penjadwalan tanaman holtikultura yang berumur pendek memegang perananpenting sehubungan dengan fluktuasi harga dan permintaan dalam setahun. Hal-halyang perlu diperhatikan dalam melakukan penjadwalan adalah jenis komoditas,kecenderungan permintaan dan fluktuasi harga, gestation period, pola produksi,pembiyaan, dan lain-lain
8.      Perencanaan Pola Produksi pertanian
Perencanaan pola produksi memegang perenan penting dalampenjadwalan,perencanaan tenaga kerja dan input,pembiayaan,proses produksidanoperasi,penanganan pasca panen,serta sistem distribusi dan pemasaran,terutamauntuk tanaman holtikultura yang memerlukan penanganan cepat.Pola produksi dapatdibagi kedalam beberapa bentuk,antara lain berdasarkan:
  1. Jumlah komoditas yaitu komoditas tunggal,komoditas ganda,dan multikomoditas.
  2. Sistem produksi,yaitu pergiliran tanaman dan produksi massa.

9.      Perencanaan dan sistem pengadaan input-input dan saranaproduksipertanian
Perencanaan input-input dan sarana produksi mencakupkegiatanmengidentifikasi input-input dan sarana produksi yang dibutuhkan,baik darisegi jenis,jumlah,mutu ataupun spesifikasinya. Secara umum,input-input dalamagribisnisadalah bibit,pupuk,obat-obatan,tenaga kerja,dan moadal.Dilain pihak ,saranadan prasarana produksi adalah areal tempat produksi,perlengkapan dan peraltan sertabangunan-bangunan pendukung dan teknologi.Setelah input-input serta sarana dan prasrana produksi di indentifikasidandispesifikasi,maka disusun rencan dan sistem pengadaanya.Dua hal mendasaryang perlu menjadi titik perhatian dalam memilih sistem pengadaan adalahmembuatsendiri atau membeli.Misalnya,dalam hal pngadaan bibit,apakahmemproduksi bibitsendiri ataukah membeli dari sumber-sumber lain.Keputusanmemproduksi sendiriatau membeli sangat tergantung pada biaya imbangan antarakedua alternatif tersebut.

 IV.             Manajemen Produksi Dalam Usaha Pengolahan Hasil Pertanian

Manajemen produksi dalam usaha pengelolahan hasil pertanian (agroindustri) juga memerlukan penanganan yang lebih serius karena sangat tergantung padaketersediaan masukan, terutama bahan baku, dan juga ketersediaan masukan, terutamabahan baku, dan juga ketersediaan pasar
  1. Perencanaan Agroindustri
Perencanaan agroindustri dimulai dengan penentuan jenis usaha agroindustriapa yang akan dibuka. setelah itu, dilakukan evaluasi dan penilaian

  1. Pemilihan Teknologi
Dalam pemilihan teknologi terdapat beberapa hal yang perlu dinilai dandievaluasi, seperti kesesuain teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk dengan kebutuhan pasar produk proses pengadaan (ketersediaan barangnya, sukucadanganya, biaya pengadaan, dan lain-lain), biaya sosial (lingkungan),kapasitaspenggunaan, kemampuan sumber daya manusia dalam pengelolaan dan pengoprasian,fleksibilitas dalam proses, ketersediaan energi, dan lain-lain.

  1. Pemilihan lokasi pabrik atau industri pengolahan perlu mempertimbangkanketersediaan bahan baku,lokasi dan sumber bahan baku, lokasi pemasaran, sarana danprasarana fisik (transportasi, distribusi, komunikasi dan energi) ketersediaantengakerja, areal pengembangan,dan lain-lain. Pemilihan lokasi yang tidak tepat akanmenyebabkan pemborosan-pemborsan, seperti biaya pengangkutan dankomunikasi,investasi sarana dan prasarana umum, dan lain-lain. Dengan demikian biaya per unitproduksi sangat besar sehingga daya saing produknya kurang.

  1. Fasilitas Persediaan dan Masukan
Perencanaan fasilitas persediaan dan masukan perlu mempertimbangkanfasilitas pergudangan, pengankutan, dan aspek finansialnya (terutama jika harusmenggunakan gudang sewaan dan lain-lain ). Untuk hal ini perlu diperhatikan fasilitaspersediaan bahan baku utama yang memerlukan tempat yang besar dengan perlakuan-perlakuan khusus untuk menjamin tingginya mutu bahan baku tersebut.Bagan dan Tata Letak pada Perusahaan Agroindustri

    V.              Pengertian Teknologi Pertanian

                             Teknologi berasal dari istilah teckne yang berarti seni (art ) atau keterampilan( skill  ). Menurut Dictionary of Science, teknologi adalah penerapan pengetahuan teoritis pada masalah-masalah praktis. Teknologi mencakup kegiatan produksi, pemakaian dan pemeliharaan piranti kehidupan. Namun, setelah terjadi prosesindustrialisasi pada abad 18, pengertian teknologi mengalami perubahan yang pokoknya bertitik tolak dari pengertian penerapan ilmu bagi kesejahteraan hidup. 
                         Teknologi dapat didefinisikan sebagai metode atau teknik untuk mengkonversi input ke output dalam menyelesaikan tugas tertentu. Jadi, ‘metode’ dan ‘teknik’ merujuk tidak hanya untuk pengetahuan tetapi juga keterampilan dan sarana untuk menyelesaikan tugas. Inovasi teknologi, maka, mengacu pada peningkatan pengetahuan, peningkatan keterampilan, atau penemuan alat baru atau yang ditingkatkan yang meluas kemampuan orang untuk mencapai tugas yang diberikan.
                          Teknologi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  • Teknologi sebagai alat
  • Teknologi sebagai teknik
  • Teknlogi sebagai budaya baru
Kegunaan Teknoogi Pertaniaan Bagi Kehidupan
  1. 1.      Teknologi sebagai Kegiatan Manusia
Kegiatan manusia yang termasuk pengertian teknologi, pada pokoknya dapatdibedakan dalam dua jenis, yaitu membuat dan menggunakan. Membuat adalahkegiatan merancang dan menciptakan suatu barang buatan, sedang menggunakanadalah melakukan suatu kegiatan sesuai dengan fungsi suatu barang buatan yangtelah dibuat.
  1. 2.      Teknologi sebagai Barang Buatan
Pengertian teknologi yang tertua, sangat sederhana, dan yang paling umumdikenal orang ialah barang buatan manusia. Barang buatan itu biasanyadilawankan dengan benda alam. Misalnya sebatang kayu dari pohon yangtumbang adalah suatu benda alam. Kalau kemudian batang kayu dari pohon itudipotong, dipahat, dibentuk, dan dilakukan penggarapan lainnya oleh manusiasehingga menjadi sebuah perahu yang digunakan untuk menyeberangi sungai,maka batang kayu itu berubah menjadi barang buatan yang disebut teknologi.
  1. 3.      Teknologi sebagai Kumpulan Pengetahuaan
Pengetahuan dipelajari manusia, baik dari pengalaman sendiri maupun darisumber lain, untuk dapat melakukan kegiatan yang merupakan teknologi.Pengertian teknologi sebagai kumpulan pengetahuan, melengkapi pengertianteknologi sebagai barang buatan dan sebagai kegiatan manusia yang efisien dan bertujuan
  1. 4.      Teknologi sebagai Kebulatan Sistem
Pembahasan yang bulat dan menyeluruh akan tercapai kalau teknologi ditinjausebagai suatu sistem. Ini berarti, teknologi dibahas sebagai suatu kebulatan unsur-unsur yang saling berkaitan dan bertalian timbal balik dengan lingkungan
sekelilingnya. Peter Drucker berpendapat bahwa teknologi harus dianggapsebagai suatu sistem, yaitu suatu kumpulan dari satuan-satuan dan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dan saling berkomunikasi
         Pembangunan pertanian akan terbentur apabila petani-petani kecil itu
tidak memiliki kesempatan untuk membeli barang; apabila input-input
pertanian, baik yang modern maupun yang tradisional kurang persediaannya;
dan apabila informasi-informasi yang tepat mengenai tanaman baru, harga
pasar, atau teknik baru tidak bisa diperoleh. Permasalahan pembangunan
pertanian lebih dominan disebabkan oleh lemahnya pembangunan sosial.
Faktor sosial (modal sosial) dan kelembagaan sebagai basis kristalisasi nilai
tidak ditangani secara baik. Kelembagaan pada tingkat mikro (kelompok tani)
yang merupakan basis berkembangnya modal sosial dari bawah, sehingga
perlu diperkuat karena berpotensi menjadi bahan bakar pembangunan sosial
dan ekonomi di pedesaan. Berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah Sistem Informasi Manajemen : Cyber Extension 2
maka lembaga pembangunan pertanian yang berinduk pada lembaga sektor
nasional harus menyesuaikan rencana dan strategi pembangunan sektor ke
dalam pola pikir dan tujuan pembangunan daerah. Keragaman potensi
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sosial budaya dan iklim
pembangunan daerah membuka peluang bagi lembaga pembangunan pertanian
untuk lebih kreatif untuk mengembangan strategi pendekatan yang bersifat
spesifik lokalita dan berkelanjutan. Keberhasilan pembangunan ekonomi di
pedesaan tidak terlepas dari sinkronisasi kebijakan pembangunan pertanian di
tingkat nasional, regional dan daerah. Pembangunan sektor pertanian tidak
bisa dilakukan secara otonom karena mempunyai keterkaitan dengan sub
sektor dan sektor-sektor lain dan sejauh ini masih memerlukan dukungan dan
jaringan kerjasama dari berbagai sektor.
Paradigma modernisaisi pertanian yang bertujuan merubah sektor
pertanian tradisional menjadi sektor pertanian modern yang dikenal dengan
“revolusi hijau” telah mampu meningkatkan produksi pertanian khususnya
pertanian tanaman pangan (padi) juga diikuti dengan munculnya berbagai
masalah generasi kedua, seperti:
a. Rentannya sistem pertanian pangan di Negara-negara sedang berkembang
terhadap serangan hama penyakit;
b. Ketergantungan petani pada input-input modern (pupuk kimiawi,
pestisidan dan herbisida);
c. Masalah sosial (perbedaan antara petani kaya dan petani miskin) yang
disebabkan oleh adanya perubahan dalam berbagai situasi tradisional yang
semula berperan dalam mekanisme pemerataan; dan
d. Berkembangnya ekonomi uang di daerah pedesaan.
e. Permasalahan-permasalahan pembangunan pertanian masih dapat
            dianalisis lebih rinci mengenai faktor-faktor penyababnya :
1. Meningkatnya serangan hama penyakit pada tanaman pangan disebabkan oleh meningkatnya penggunaan teknologi pertanian modern,
2. Ketergantungan petani pada input-input modern disebabkan oleh orientasi peningkatan produksi sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan pertanian tanpa mempertimbangkan dampak-dampak negattif terhadap penerapan teknologi modern.
3. Meningkatnya stratafikasi sosial di pedesaan seperti adanya perbedaan petani kaya dan petani miskin atau adanya golongan petani berperilaku  rasional (rational behavior) dan golongan petani yang mementingkan diri sendiri (self interested) disebabkan oleh perbedaan pemilikan/penguasaan lahan pertanian yang berakibat pada meningkatnya kemiskinan,
4. Berkembangkannya ekonomi uang di pedesaan tidak diimbangi oleh pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada kelembagaan sosial pedesaan. Permasalahan lain dalam pelaksanaan pembangunan berorientasi peningkatan produksi adalah tidak diikuti dengan pengembangan teknologi sosial seperti pengembangan kelembagaan pedesaan yang berbasis agribisnis  serta mengabaikan faktor-faktor sosial budaya dan kekuatan sumberdaya  lokal, sehingga mengakibatkan pembangunan pertanian tidak berkelanjutan.  Keberhasilan agribisnis di sektor pertanian sangat ditentukan oleh kekuatan  modal sosial melalui jaringan-jaringan (networks), saling kepercayaan (trust) dan norma (norms). Tidak berjalannya kegiatan agribisnis di pedesaan
disebabkan oleh rusaknya modal sosial karena perilaku negatif yang dilakukan
oleh beberapa individu.  Sistem pemasaran pertanian merupakan satu kesatuan urutan lembagalembaga pemasaran. Tugasnya melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk  memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir. Begitu pula sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembagalembaga pemasaran, baik dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas Sistem pemasaran pertanian mencakup banyak lembaga, baik yang berorientasi laba maupun nirlaba, baik yang terlibat dan terkait secara  langsung maupun yang tidak terlibat atau terkait langsung dengan operasi sistem pemasaran pertanian. Sistem pemasaran yang kompleks tersebut diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam upaya memaksimalkan
tingkat konsumsi kepuasan konsumen, pilihan konsumen, dan mutu hidup masyarakat.
Dalam pengembangan sektor pertanian ke depan masih ditemui beberapa kendala, terutama dalam pengembangan sistem pertanian yang berbasiskan agribisnis dan agroindustri.1
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian khususnya petani skala kecil, antara lain :
a. Lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan.
b. Ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah.
c. Pengadaan dan penyaluran sarana produksi.
d. Terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi.
e. Lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani.
f. Kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor
agribisnis.
            Masalah utama yang dihadapi pada pemasaran produk pertanian meliputi,
antara lain:
1. Kesinambungan produksi
Salah satu penyebab timbulnya berbagai masalah pemasaran hasil
petanian berhubungan dengan sifat dan ciri khas produk pertanian, yaitu:
1
Almasdi Syahza, (2001a). Kajian sosial ekonomi usahatani tanaman pangan dan hortikultura
di kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, Pangkalan Kerinci, BAPPEDA Kabupaten Pelalawan, Sistem Informasi Manajemen : Cyber Extension 4
a. Volume produksi yang kecil karena diusahakan dengan skala usaha
kecil (small scale farming).
b. Produksi bersifat musiman sehingga hanya tersedia pada waktuwaktu tertentu.
c. Lokasi usaha tani yang terpencar-pencar sehingga menyulitkan
dalam proses pengumpulan produksi.
d. Sifat produk pertanian yang mudah rusak, berat dan memerlukan
banyak tempat.
2. Kurang memadainya pasar
Kurang memadainya pasar yang dimaksud berhubungan dengan cara
penetapan harga dan pembayaran. Ada tiga cara penetapan harga jual
produk pertanian yaitu: sesuai dengan harga yang berlaku; tawarmenawar; dan borongan.
3. Panjangnya saluran pemasaran
Panjangnya saluran pemasaran menyebabkan besarnya biaya yang
dikeluarkan (marjin pemasaran yang tinggi) serta ada bagian yang
dikeluarkan sebagai keuntungan pedagang.
4. Rendahnya kemampuan tawar-menawar
Kemampuan petani dalam penawaran produk yang dihasilkan masih
terbatas karena keterbatasan modal yang dimiliki, sehingga ada
kecenderungan produk-produk yang dihasilkan dijual dengan harga yang
rendah. Berdasarkan keadaan tersebut, maka yang meraih keuntungan
besar pada umumnya adalah pihak pedagang. Keterbatasan modal
tersebut berhubungan dengan:
a. Sikap mental petani yang suka mendapatkan pinjaman kepada
tengkulak dan pedagang perantara.
b. Fasilitas perkreditan yang disediakan pemerintah belum dapat
dimanfaatkan secara optimal.
5. Berfluktuasinya harga
Harga produksi hasil pertanian yang selalu berfluktuasi tergantung dari
perubahan yang terjadi pada permintaan dan penawaran. Naik turunnya
harga dapat terjadi dalam jangka pendek yaitu per bulan, per minggu
bahkan per hari atau dapat pula terjadi dalam jangka panjang.
6. Kurang tersedianya informasi pasar
Informasi pasar merupakan faktor yang menentukan apa yang diproduksi,
di mana, mengapa, bagaimana dan untuk siapa produk dijual dengan
keuntungan terbaik.
7. Kurang jelasnya jaringan pemasaran
Produsen dan/atau pedagang dari daerah sulit untuk menembus jaringan
pemasaran yang ada di daerah lain karena pihak-pihak yang terlibat
dalam jaringan pemasaran tersebut dan tempat kegiatan berlangsung
tidak diketahui. Sistem Informasi Manajemen : Cyber Extension 5
8. Rendahnya kualitas produksi
Rendahnya kualitas produk yang dihasilkan karena penanganan yang
dilakukan belum intensif. Masalah mutu ini timbul karena penanganan
kegiatan mulai dari pra panen sampai dengan panen yang belum
dilakukan dengan baik.
9. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia
Masalah pemasaran yang tak kalah pentingnya adalah rendahnya mutu
sumberdaya manusia, khususnya di daerah pedesaan. Rendahnya kualitas
sumberdaya manusia ini tidak pula didukung oleh fasilitas pelatihan yang
memadai, sehingga penanganan produk mulai dari pra panen sampai ke
pasca panen dan pemasaran tidak dilakukan dengan baik.

BAB III

PENUTUP

I.                     Kesimpulan

         1.  Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain
         2.  Ruang lingkup manajemen terdiri atas: perencanaan produksi pertanian, pemilihan komuditas pertanian , pemilihan lokasi produksi pertanian dan penempatan fasilitas , skala usaha pertaniaan , perencanaan proses produksi pertanian , biaya produksi pertaniaan , penjadwalan proses pertanian, perencanaan pola produksi pertanian.
2.      Teknologi adalah penerapan pengetahuan teoritis pada masalah-masalah praktis. Teknologi mencakup kegiatan produksi, pemakaian dan pemeliharaan piranti kehidupan dalam pembangunan sektor pertanian.

II.                Saran

berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pembangunan ekonomi sektor pertanian , maka memberikan saran :
1.         Karena terbukti bahwa sektor pertanian menjadi unggulan pembngunan ekonomi .Disini penulis menyarankan agar para petani jangan mengabaikan kualitas produknya akan tetapi harus bangga karena pertanian sanggat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi yang didalam nya terdapat manajemen untuk mengaturnya.
2.         Peran manajemen dalam pembangunan ekonomi sangat dominan dan menjadi tumpuan agar pertanian di indonesia bisa maju dan unggul dalam pembngunan ekonomi sektor pertanian melalui manajemen yang profesional.







  DAFTAR PUSTAKA

- Herlambang, Tedy dkk. Ekonomi pembangunan: Teori, Ekonomi dan Kebijakan. PT. Gramedi Pustaka Utama. Jakarta : 2001
- Adiwarman Karim, EKONOMI pembangunan pertanian suatu kegiatan EKONOMI. Kanin Bisnis Consultan, Jakarta; 2002.
-M. Suparmoko, PENGANT AR EKONOMI manajemen, BPFE, Yogyakarta; 1994
- Adiningsih, Sri. "Perkembangan pertanian Indonesia". Makalah Seminar Sehari Kerjasama FE UGM dengan BI, MM; 2000
- Boediono. "Inflation Targeting". Makalah Seminar Sehari Kerjasama FE UGM dengan BI, MM UGM, 29 September 2000
- Nopirin. "peran manajemeni". Makalah Seminar Sehari Kerjasama FE UGM dengan BI, MM UGM, 29 September. 2000